Monday, November 3, 2008

Manfaat Tambahan Makanan Berserat - Depresi dan Kelahiran Prematur - Aspirin tidak Lindungi Penderita Diabetes

Manfaat Tambahan Makanan Berserat

BUKAN rahasia lagi bahwa menyantap makanan berserat membuat buang air besar menjadi lebih mudah. Namun, menurut studi Institut Kanker Nasional (NCI) di Bethesda, Negara Bagian Maryland, Amerika Serikat, yang dimuat jurnal Gastroenterology, kegunaan serat bukan hanya itu.

Kepada kantor berita Reuters, Dr Arthur Schatzkin dari NCI meyakini makanan berserat dari biji-bijian sangat berguna melindungi usus kecil dari serangan kanker. Keyakinan Schatzkin didasari oleh analisis data 293.703 pria dan 198.618 perempuan. Dalam data yang dimiliki Kajian Diet dan Kesehatan itu, terdapat sebanyak 165 kasus kanker usus kecil.

Melalui peninjauan selama tujuh tahun, diketahui mereka yang paling banyak menyantap makanan berserat dari biji-bijian mampu menurunkan risiko terkena kanker usus kecil hingga mencapai 49% jika dibandingkan dengan mereka yang paling rendah mengonsumsi hidangan tersebut.

Adapun jumlah makanan berserat yang dilahap penyantap terbanyak dalam studi itu rata-rata mencapai 12 gram per hari. Seperlima dari golongan itu rata-rata menyantap 28 gram makanan berserat setiap hari. (Jer/X-9)

Sumber : Media Indonesia, 25 Oktober 2008


Depresi dan Kelahiran Prematur

HASIL studi yang dipublikasikan di jurnal Human Reproduction edisi daring pada 23 Oktober lalu mengungkap kaitan antara depresi dan kelahiran prematur. Studi yang diadakan Dr De-Kun Li dari Kaiser Permanente's Division of Research, California, AS, itu melibatkan 791 perempuan di San Francisco yang usia kehamilan mendekati 10 pekan. Sebanyak 41% mengaku memiliki gejala depresi signifikan dan 22% tergolong parah.

Li mengatakan wanita yang mengalami gejala depresi parah memiliki risiko dua kali lipat melahirkan sebelum waktunya, yakni sebelum usia kehamilan 37 pekan. Adapun perempuan yang menunjukkan gejala depresi signifikan memiliki probabilitas sebesar 60% melahirkan dini.

Namun, Dr Shari I Lusskin dari New York University Medical Center tidak sepakat jika studi itu dikatakan sudah membuktikan hubungan antara depresi di awal masa kehamilan dan kelahiran prematur. Lusskin berpendapat para perempuan dalam studi itu tidak didiagnosis secara klinis untuk mengetahui apakah mereka depresi atau tidak.

Para ahli telah lama berusaha mengungkap penyebab tingginya kematian bayi di AS. ''Kita tidak tahu apa yang sedang terjadi. Bila bisa menemukan sesuatu seperti depresi, yang dapat ditangani selama masa kehamilan, itu sangat berarti,'' kata Li. (*/HealthDay News/X-6)

Sumber : Media Indonesia, 25 Oktober 2008


Aspirin tidak Lindungi Penderita Diabetes

ASPIRIN tidak akan melindungi mereka yang mengidap diabetes dari penyakit jantung dan stroke. Kesimpulan itu didapat dari studi yang dilakukan Jill Belch dan timnya dari Universitas Dundee, Skotlandia.

Pemberian aspirin memang efektif bagi pasien yang sudah mengidap penyakit jantung dan menderita stroke. Namun, itu tidak bermanfaat apa pun bagi pasien diabetes. "Walau aspirin murah dan mudah didapat, para praktisi harus memperhatikan bukti bahwa aspirin seharusnya hanya diberikan kepada pasien yang sudah mengidap penyakit kardiovaskular," tulis William Hiatt dari Universitas Colorado, AS, di editorial British Medical Journal.

Belch dan timnya mengamati data dari 1.276 pria dan perempuan yang tidak pernah mengalami serangan jantung atau stroke, tapi berisiko tinggi karena mengidap diabetes. Para peneliti memberikan sebagian dari subjek penelitian aspirin dan antioksidan lainnya atau placebo. Ternyata, setelah delapan tahun ditemukan jumlah serangan jantung dan stroke pada kelompok-kelompok itu sama.

"Kami tidak menemukan bukti yang mendukung penggunaan aspirin ataupun antioksidan sebagai pencegah utama penyakit kardiovaskular dan kematian di kalangan penderita diabetes," tulis Belch. (*/Reuters/X-5)

Sumber : Media Indonesia, 21 Oktober 2008