UNTUK mengurangi dampak serangan jantung, dokter di Amerika Serikat menciptakan serangan jantung buatan (minor). Hal itu untuk menyiapkan kondisi tubuh pasien menghadapi serangan jantung sebenarnya.
Metode yang disebut ischemic preconditioning (IPC) itu dilakukan dengan menghentikan aliran darah ke arteri kemudian mengalirkannya kembali.
Para peneliti di Pusat Kesehatan Universitas Rochester (URMC) New York, Jumat (12/12), memublikasikan hasil riset mereka. Metode IPC ternyata melindungi jaringan jantung dari kerusakan akibat terhentinya aliran darah dalam waktu lebih lama di masa depan.
IPC membuat tubuh memproduksi lebih banyak asam nitro-linoleic (LNO2) di sel-sel yang rusak akibat pasokan darah berhenti tiba-tiba. ''Dengan produksi LNO2 yang dipicu IPC, tubuh membuat mekanisme pertahanan alamiah terhadap serangan jantung sebelum serangan sebenarnya tiba,'' jelas Paul S Brokes, profesor peneliti di URMC.
''Tentu saja, saat menghadapi serangan jantung sesungguhnya, tubuh juga membuat mekanisme yang sama. Tetapi hal itu biasanya terlambat dan tidak berarti banyak. Harapan kami, jika pasien berisiko tinggi ditangani dengan cara ini, kerusakan akibat serangan jantung nantinya akan berkurang,'' tambah Brokes.
Sumber : Media Indonesia, 14 Desember 2008
Metode yang disebut ischemic preconditioning (IPC) itu dilakukan dengan menghentikan aliran darah ke arteri kemudian mengalirkannya kembali.
Para peneliti di Pusat Kesehatan Universitas Rochester (URMC) New York, Jumat (12/12), memublikasikan hasil riset mereka. Metode IPC ternyata melindungi jaringan jantung dari kerusakan akibat terhentinya aliran darah dalam waktu lebih lama di masa depan.
IPC membuat tubuh memproduksi lebih banyak asam nitro-linoleic (LNO2) di sel-sel yang rusak akibat pasokan darah berhenti tiba-tiba. ''Dengan produksi LNO2 yang dipicu IPC, tubuh membuat mekanisme pertahanan alamiah terhadap serangan jantung sebelum serangan sebenarnya tiba,'' jelas Paul S Brokes, profesor peneliti di URMC.
''Tentu saja, saat menghadapi serangan jantung sesungguhnya, tubuh juga membuat mekanisme yang sama. Tetapi hal itu biasanya terlambat dan tidak berarti banyak. Harapan kami, jika pasien berisiko tinggi ditangani dengan cara ini, kerusakan akibat serangan jantung nantinya akan berkurang,'' tambah Brokes.
Sumber : Media Indonesia, 14 Desember 2008
