Sunday, January 4, 2009

Rahasia Bahagia (2): Bersyukur

Weits, siapa bilang bersyukur hanya harus dilakukan pada saat senang? Bersyukur harus pula dilakukan di saat sulit dan tertekan sekalipun. Dengan demikian, kebahagiaan ada di tangan Anda.

Demikian diungkapkan oleh motivator Arvan Pradiansyah dalam bukunya The 7 Laws of Happiness. "Sama ketika senang juga harus bisa sabar. Bersyukur juga harus bisa dalam keadaan susah," ujar Arvan dalam diskusi bukunya, Sabtu (3/1), di Gramedia Matraman Jakarta Pusat.



Menurut Arvan, bersyukur adalah proses berhenti sebentar di setiap momen dan menikmati momen tersebut. Bersyukur berpusat pada kondisi internal Anda. Oleh karena itu, pikirkanlah semua yang telah dimiliki, bukan yang diinginkan.

Memikirkan sesuatu yang belum Anda miliki membuat Anda tidak mudah untuk bersyukur. Bersyukur berarti pula fokus pada kelebihan Anda dan bukan pada kekurangan Anda. Arvan menganjurkan bertanya kepada orang-orang di sekeliling Anda untuk mengetahui kelebihan yang Anda miliki.

Dengan demikian Anda akan lebih mudah bersyukur atas diri Anda. Anda lebih sering bertanya "mengapa saya?" ketika ditimpa kemalangan. Namun, tanyakanlah hal yang sama ketika mendapatkan suatu berkat atau rahmat. Pikirkan alasan mengapa Anda yang diizinkan untuk mendapatkannya akan menolong Anda mudah untuk bersyukur.

Lain halnya ketika mendapatkan kemalangan. Jangan tanya "mengapa saya?" namun tanyakanlah "pelajaran berharga apa yang bisa saya dapatkan dari peristiwa ini?" Pertanyaan ini harus ditanyakan juga ketika Anda memperoleh kesenangan.

Hal lain yang diungkapkan Arvan mengenai bersyukur adalah ketika Anda terbuka menerima apa yang dianugerahkan daam kehidupan kita sekarang, termasuk dengan menjelajahi semua potensi yang ada di dalam diri Anda.

Sumber : http://www.kompas.com/read/xml/2009/01/03/17472398/rahasia.bahagia.2.bersyukur